ANALISIS EFEK GANGGUAN MESIN DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PROSES INNER COATING MENGGUNAKAN METODE FTA (STUDI KASUS PT ABC)
Abstract
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas produksi, salah satunya adalah mesin yang mengalami gangguan dalam proses produksi. Lamanya waktu gangguan pada mesin menjadi salah satu masalah yang dihadapi PT ABC sehingga mempengaruhi produktivitas produksi. PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kemasan kaleng alumunium aerosol. Penelitian ini dilakukan untuk memcahkan masalah yang dihadapi PT ABC guna meningkatkan produktivitas produksi. Hasil analisis menggunakan metode FTA menemukan 6 faktor yang mengakibatkan lamanya waktu gangguan mesin. Faktor yang mengakibatkan lamanya gangguan pada mesin antara lain tidak adanya acuan baku untuk setting mesin, kurangnya pengawasan dan bantuan dari supervisor terhadap operator, kurangnya pengalaman dan pelatihan pada teknisi maintenance, jumlah dan kualitas sparepart yang tersedia di gudang tidak sesuai dengan standar mesin, tidak adanya jadwal rutin maintenance pada mesin dan operator yang bertugas meninggalkan mesin saat proses produksi berjalan. Berdasarkan hasil analisis faktor yang mempengauhi produktivitas produksi, maka usulan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas produksi antara lain membuat dan menempel acuan baku dan SOP, menghimbau dan memberi sanksi agar supervisor mengawasi dan membantu operator, memberikan pelatihan untuk teknisi maintenance, menyusun serta memastikan jumlah dan kualitas sparepart yang ada di gudang, membuat jadwal maintenance mesin dan membuat SOP dimana operator harus mengecek proses produksi secara berkala.
References
N. M. Fawzy dan A. J. Nugroho, “Analisis Produktivitas Dengan Metode Objective Matrix (OMAX) dan Fault Tree Analysis (FTA) Pada PT. XYZ”.
G. Ramayanti, G. Sastraguntara, dan S. Supriyadi, “Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di Lantai Produksi Perusahaan Botol Minuman,” J. INTECH Tek. Ind. Univ. Serang Raya, vol. 6, no. 1, hlm. 31–38, Jun 2020, doi: 10.30656/intech.v6i1.2275.
A. R. Mukti, Q. A’yun, dan S. Suparto, “Analisis Produktivitas Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) (Studi Kasus: Departemen Produksi PT Elang Jagad),” J. Teknol. Dan Manaj., vol. 2, no. 1, hlm. 13–18, Mar 2021, doi: 10.31284/j.jtm.2021.v2i1.1525.
B. N. Laratiwi, T. Mulyanto, dan M. Yamin, “ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI GULA AREN DAN GULA KELAPA DI PT X MENGGUNAKAN METODE MULTI FACTOR PRODUCTIVITY MEASUREMENT MODEL (MFPMM),” J. Ilm. Teknol. Dan Rekayasa, vol. 26, no. 1, hlm. 46–55, 2021, doi: 10.35760/tr.2021.v26i1.3531.
A. Diantono, “PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (study kasus DI CV.ASIA TEKNIK sidoarjo),” JISO J. Ind. Syst. Optim., hlm. 22–25, Jun 2020, doi: 10.51804/jiso.v3i1.22-25.
S. H. Chandrasari dan Y. Syahrullah, “Penerapan Statistical Process Control (SPC) dan Fault Tree Analysis (FTA) dalam Pengendalian Kualitas Plywood untuk Mengurangi Defect pada Pabrik Kayu di Purbalingga,” J. Media Tek. Dan Sist. Ind., vol. 6, no. 2, hlm. 107, Sep 2022, doi: 10.35194/jmtsi.v6i2.1884.
F. I. Almaeda, “PENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PROSES PEMBANGUNAN KAPAL WISATA TRIMARAN BOTTOM GLASS MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN MATRIK RISIKO PADA PT.ABC,” J. Sumberd. Bumi Berkelanjutan Semit., vol. 1, no. 1, hlm. 127–135, Agu 2022, doi: 10.31284/j.semitan.2022.3082.
H. B. Sajiwo dan N. L. P. Hariastuti, “Analisis Produktivitas Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) dan Fault Tree Analysis (FTA) di PT. Elang Jagad,” 2021.
W. Wahyudi, “Analisis Penyebab Kecacatan Produk Dengan Metode Fault Tree Analysis (Fta) Dan Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Di Pt Showa Indonesia,” J. Indones. Sos. Teknol., vol. 1, no. 2, hlm. 124–134, Sep 2020, doi: 10.36418/jist.v1i2.19.
M. A. Ari Suwito, “ANALISIS RISIKO PENGADAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN HOUSE OF RISK (STUDI KASUS PR. JANUR KUNING),” J. Ind. Eng. Technol., vol. 2, no. 2, hlm. 176–189, Jul 2022, doi: 10.24176/jointtech.v2i2.7621.